Profil Desa Gunungtelu
Ketahui informasi secara rinci Desa Gunungtelu mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.
Tentang Kami
Profil Desa Gunungtelu, Kecamatan Karangpucung, Cilacap. Mengulas potret wilayah perbukitan dengan potensi Gula Aren dan wisata Curug Anggrung, yang dihadapkan pada tantangan besar infrastruktur jalan rusak dan risiko bencana longsor.
-
Tantangan Infrastruktur Kritis
Kondisi jalan poros yang rusak parah menjadi hambatan utama bagi Desa Gunungtelu, membatasi akses ekonomi, pendidikan, dan kesehatan, serta menjadi isu sentral bagi masyarakat.
-
Potensi Ekonomi Unggulan
Desa ini merupakan sentra produksi Gula Aren (gula kelapa) berkualitas dan memiliki potensi wisata alam tersembunyi pada Curug Anggrung yang dapat dikembangkan lebih lanjut.
-
Risiko Geografis dan Resiliensi Sosial
Terletak di topografi pegunungan, Desa Gunungtelu rentan terhadap bencana tanah longsor, namun masyarakatnya menunjukkan semangat gotong royong yang tinggi dalam menghadapi isolasi dan bencana.

Jauh di kawasan perbukitan Kecamatan Karangpucung, Kabupaten Cilacap, terdapat sebuah wilayah yang namanya merefleksikan langsung kondisi geografisnya: Desa Gunungtelu. Desa ini merupakan simbol dari dualisme tantangan dan potensi. Di satu sisi, ia dianugerahi kekayaan alam yang melimpah, tanah subur yang menjadi ladang penghidupan dan panorama indah yang menyimpan potensi wisata. Namun di sisi lain, topografinya yang terjal menghadirkan tantangan berat berupa keterisolasian akibat infrastruktur yang belum memadai dan risiko bencana alam yang senantiasa mengintai.
Kisah Desa Gunungtelu ialah narasi tentang perjuangan sebuah komunitas untuk keluar dari jerat isolasi. Masyarakatnya, yang mayoritas hidup dari hasil bumi, memiliki harapan besar terhadap pembangunan yang merata. Di bawah kepemimpinan pemerintah desa yang berlatar belakang pendidikan tinggi, berbagai upaya untuk mengangkat potensi lokal, terutama produk Gula Aren dan rintisan wisata alam, terus digalakkan. Akan tetapi, semua potensi tersebut seakan menemui jalan terjal, sama terjalnya dengan kondisi jalan poros desa yang menjadi urat nadi utama mereka. Profil ini mengupas lebih dalam dinamika pembangunan, potensi ekonomi, serta resiliensi sosial masyarakat Gunungtelu dalam menghadapi tantangan zaman.
Geografi, Demografi, dan Risiko Bencana
Sesuai namanya, "Gunungtelu" (Tiga Gunung), desa ini dikelilingi oleh lanskap pegunungan yang mendominasi kontur wilayahnya. Secara administratif, desa ini merupakan salah satu yang terluas sekaligus paling terpencil di Kecamatan Karangpucung. Data Pemerintah Kabupaten Cilacap mencatat luas wilayahnya mencapai 1.301,12 hektare, yang menjadi tempat tinggal bagi 6.478 jiwa. Sebagian besar lahan dimanfaatkan untuk pertanian, perkebunan, dan hutan rakyat.
Letak geografis di ketinggian ini memberikan dua sisi mata uang. Kesuburan tanahnya sangat baik untuk berbagai komoditas perkebunan, dan udaranya pun sejuk. Namun kemiringan lereng yang curam menjadikan wilayah ini sangat rentan terhadap bencana hidrometeorologi, khususnya tanah longsor. Hampir setiap musim hujan, laporan kejadian longsor di beberapa titik menjadi hal yang lumrah. Bencana ini tidak jarang menutup akses jalan, bahkan mengancam permukiman warga. Kondisi ini menuntut kesiapsiagaan tinggi dari masyarakat dan pemerintah desa dalam upaya mitigasi risiko bencana, baik secara struktural maupun non-struktural.
Pemerintahan dan Visi Pembangunan
Pemerintahan Desa Gunungtelu saat ini dipimpin oleh Kepala Desa Bunto, S.Pd., M.Pd. Latar belakang pendidikan formalnya yang tinggi memberikan warna tersendiri bagi visi dan gaya kepemimpinan di desa. Fokus utama pemerintah desa, yang juga merupakan aspirasi terbesar dari masyarakat, tertuju pada penyelesaian masalah infrastruktur. Upaya advokasi dan pengajuan proposal kepada pemerintah kabupaten untuk perbaikan jalan poros terus dilakukan secara intensif.
Pemerintah desa juga berperan aktif dalam menyalurkan program-program pemerintah pusat, seperti Bantuan Langsung Tunai Dana Desa (BLT-DD), sebagai jaring pengaman sosial bagi warga yang membutuhkan. Selain itu, sinergi dengan berbagai pihak eksternal, seperti perguruan tinggi yang mengirimkan mahasiswanya untuk program Kuliah Kerja Nyata (KKN), dimanfaatkan secara optimal. Mahasiswa KKN sering kali dilibatkan dalam program-program pemberdayaan yang menyentuh langsung denyut nadi ekonomi masyarakat, seperti pendampingan UMKM lokal.
Infrastruktur Jalan: Denyut Nadi yang Tersumbat
Berbicara tentang Desa Gunungtelu tidak bisa dilepaskan dari isu paling krusial yang dihadapi warganya selama bertahun-tahun: kondisi jalan poros desa yang rusak parah. Ruas jalan yang menghubungkan desa ini dengan pusat Kecamatan Karangpucung merupakan satu-satunya akses utama. Selama bertahun-tahun, kondisi jalan yang berbatu, berlumpur saat hujan, dan penuh tanjakan ekstrem menjadi pemandangan sehari-hari.
Kerusakan infrastruktur ini berdampak luas pada berbagai sektor kehidupan.
- EkonomiPetani dan produsen Gula Aren kesulitan mendistribusikan hasil buminya ke pasar. Biaya transportasi menjadi sangat tinggi, yang pada akhirnya menggerus keuntungan mereka. Harga komoditas dari luar yang masuk ke desa pun menjadi lebih mahal.
- PendidikanPara guru dan siswa yang bersekolah di luar desa harus berjuang menempuh perjalanan yang sulit dan memakan waktu, sering kali dengan risiko keselamatan yang tinggi.
- KesehatanAkses cepat menuju fasilitas kesehatan seperti puskesmas atau rumah sakit menjadi sebuah kemewahan. Warga yang sakit atau membutuhkan pertolongan darurat sering kali terkendala oleh waktu tempuh yang lama.
Kondisi ini telah berulang kali disuarakan oleh warga melalui berbagai media, termasuk aksi damai dan audiensi dengan pihak terkait. Semangat gotong royong masyarakat sering kali terlihat saat mereka secara swadaya melakukan perbaikan sementara di titik-titik jalan yang paling parah kerusakannya. Bagi masyarakat Gunungtelu, jalan yang layak bukan lagi sekadar keinginan, melainkan sebuah kebutuhan mendesak untuk membuka gerbang kemajuan dan keadilan pembangunan.
Potensi Ekonomi: Gula Aren dan Wisata Tersembunyi
Di balik tantangan infrastrukturnya, Desa Gunungtelu menyimpan potensi ekonomi yang luar biasa. Salah satu komoditas unggulan yang menjadi tulang punggung ekonomi lokal ialah Gula Aren atau gula kelapa. Hampir di setiap pekarangan rumah warga dapat dijumpai pohon aren yang nira-nya disadap secara tradisional untuk diolah menjadi gula cetak berkualitas. Gula Aren dari Gunungtelu dikenal memiliki rasa yang khas dan masih diolah dengan cara-cara alami. Potensi ini mulai dilirik untuk dikembangkan lebih serius. Program pendampingan dari mahasiswa KKN UIN Saizu Purwokerto, misalnya, telah memberikan pelatihan mengenai pengemasan produk dan strategi pemasaran digital kepada para perajin gula. Upaya ini bertujuan untuk meningkatkan nilai jual dan memperluas jangkauan pasar produk unggulan desa.
Selain Gula Aren, sektor pariwisata merupakan potensi besar yang masih tertidur. Desa ini menjadi rumah bagi air terjun Curug Anggrung. Meskipun belum dikelola secara profesional sebagai destinasi wisata, keberadaan curug ini telah dikenal di kalangan terbatas. Dengan keindahan alamnya yang masih asri, Curug Anggrung berpotensi menjadi magnet wisata jika didukung oleh aksesibilitas yang memadai dan pengelolaan yang baik oleh Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis). Pengembangan wisata alam ini dapat menciptakan efek ganda, membuka lapangan kerja baru dan sumber pendapatan alternatif bagi warga desa.
Kehidupan Sosial Masyarakat
Kondisi geografis yang sulit dan tantangan yang dihadapi bersama telah menempa masyarakat Desa Gunungtelu menjadi sebuah komunitas yang solid dengan semangat gotong royong (guyub) yang tinggi. Ikatan sosial ini menjadi modal utama dalam menghadapi berbagai kesulitan. Ketika bencana longsor terjadi dan menutup akses jalan, warga tanpa menunggu komando akan turun bersama membersihkan material longsoran. Saat ada bagian jalan yang rusak parah, mereka bahu-membahu melakukan perbaikan darurat dengan peralatan seadanya.
Kegiatan keagamaan dan tradisi lokal juga berjalan dengan baik, menjadi perekat yang memperkuat hubungan antarwarga. Semangat untuk maju juga tecermin dari antusiasme masyarakat dalam mengikuti berbagai program penyuluhan dan pemberdayaan yang masuk ke desa. Kekuatan modal sosial ini merupakan aset tak ternilai yang akan menjadi fondasi utama keberhasilan program pembangunan apa pun di masa depan. Desa Gunungtelu membuktikan bahwa keterbatasan fisik tidak menghalangi lahirnya komunitas yang kuat dan berdaya.